Aku mahasiswa semester 7 di sebuah universitas di Jakarta Barat. Umurku
21 tahun. Aku tergolong anak yang biasa-biasa saja di lingkungan
pergaulan kampus. Dibilang kuper tidak, tapi dibilang anak gaul pun
tidak. Aku anak bungsu dari dua bersaudara, berasal dari keluarga kelas
menengah atas. Di kampus aku dianggap oleh teman-temanku sebagai anak
yang pendiam. Aku agak kesulitan bergaul dengan perempuan, sehingga aku
sama sekali tidak memiliki teman perempuan. Entahlah, sepertinya aku
mempunyai masalah dalam soal mendekati cewek. Namun ironisnya, aku
mempunyai hasrat seks yang tinggi, aku mudah terangsang bila melihat
cewek yang bagiku menarik, apalagi memakai pakaian ketat. Jujur saja,
bila sudah begitu pikiranku sering mengkhayal ke arah persetubuhan. Bila
hasratku sudah tak lagi dapat kutahan, terpaksa aku melakukan onani.
Aku memilih itu sebab aku tak tahu lagi harus menyalurkan kemana.
Sifat pendiamku ternyata membuat cewek-cewek di kampusku penasaran,
sepertinya mereka ingin tahu lebih banyak tentangku. Cuma mereka harus
kecewa sebab aku kesulitan untuk bergaul dengan mereka. Di samping itu
teman-temanku bilang aku mempunyai face yang lumayan ganteng (nggak
nyombong lo..), kulitku putih, rambuntuku gondrong, dan tinggiku sekitar
170 cm. Bila aku melintas di koridor kampus, aku merasa ada beberapa
cewek yang melirikku, tetapi aku berusaha cuek saja, toh aku tak bisa
mendekatinya. Namun ada seorang cewek yang diam-diam menyukaiku, hal itu
aku ketahui dari sahabatku. Ketika aku minta untuk menunjukkan anaknya,
kebetulan penampilannya sesuai degan seleraku. Tinggi tubuhnya sama
denganku, rambut panjang, kulit putih bersih, wajah menarik, ukuran
toketnya juga pas dengan seleraku, dan badannya padat berisi. Sebut saja
namanya Ella (samaran). Sejak itu setiap kali aku melihatnya, aku
sering berpikiran edan, yaitu membayangkan bisa bersetubuh dengannya.
Sebaliknya bila ia melihatku, sikapnya biasa-biasa saja, walaupun aku
tahu sebenarnya dia menyukaiku.
Pada suatu hari yang tak terduga olehku, seolah-olah keinginanku
dikabulkan (masa?). Saat kuliah usai pada jam 19.00 sore, selepas keluar
ruangan aku hendak untuk mencuci muka, sekedar menyegarkan diri. Aku
menuju WC kampus yang kebetulan letaknya agak menyendiri dari
"peradaban" kampus. Sampai disana aku mendapati beberapa orang yang juga
akan mempergunakan kamar mandi. Selagi menunggu giliran, aku ingin
buang air kecil dulu, tapi kamar mandi sedang dipakai. Praktis aku
urungkan saja. Begitu tiba giliranku, aku hendak menuju ke arah kran,
tiba-tiba dari arah pintu kamar mandi yang tertutup tadi keluarlah
seorang cewek yang selama ini kusukai dan dia juga mengincarku. Aku
sangat tekejut melihatnya, sikapku hampir salah tingkah, begitu pun
dengan dia. Kami saling bertatapan mata dan terdiam beberapa saat.
Kemudian dia sedikit tersenyum malu-malu. Kok dia ada disini sih?,
Pikirku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai percakapan.
"La, ngapain elo masuk ke WC cowok?" tanyaku penuh rasa heran.
"Ehh.. itu.. ehmm.. tempat cewek penuh semua, makanya gue ke sini.."
"Emang yang di lantai bawah juga penuh?", tanyaku.
Padahal dalam hati aku merasa mendapat kesempatan emas.
"Iya. Emang kenapa? Boleh dong sebentar doang.. lagi pula 'kan sekarang
udah nggak ada siapa-siapa, ya kan..?", jawab Ella rada genit.
Aku pun tidak mau kalah.
"Tapi kan gue cowok, elo nggak malu?", gantian aku membalasnya.
"Kalo elo, gue emang nggak keberatan kok.., untungnya cuman tinggal elo
dong yang ada di sini, daripada yang laen..", jawab Ella.
Denger jawaban kayak gitu, aku malah jadi tambah bengong. Gila..
kayaknya dia emang ngasih kesempatan nih! Pikirku. Tiba-tiba dia
menyerobot posisi gue yang dari tadi udah berdiri di samping kran.
"Sorry yah, gue duluan, habis elo bengong aja sih..", katanya.
Rupanya dia juga mau mencuci muka. Selama dia mencuci muka, aku seperti
orang bingung. Kadang-kadang aku mencuri pandang ke arah bagian yang
terlarang. Posisinya yang sedang membungkuk membuat pantatnya yang
berisi menungging ke arah selangkanganku. Ditambah lagi CD-nya yang
berwarna krem terlihat olehku. Lama kelamaan aku menjadi terangsang,
kontolku mulai tegang tak keruan. Langsung saja di pikiranku
membayangkan kontolku kumasukkan ke dalam memeknya dari belakang pada
posisi seperti itu. Entah apa yang merasuki pikiranku, aku berniat untuk
menyetubuhinya di WC ini, sebab hasratku sudah tak tertahankan. Aku tak
peduli dia keberatan atau tidak. Pokoknya aku harus ngentot dengan dia,
apapun caranya.
Diam-diam aku berdiri di pintu keluar, mengamati keadaan. Aman pikirku,
tak ada seorang pun. Jadi aku bisa leluasa melaksanakan niat bejatku.
Saat dia menuju pintu keluar, dari jauh aku sudah melihat senyumannya
yang merangsang birahiku. Sepertinya dia memang sengaja menarik
perhatianku. Tiba-tiba dengan cepat kupalangkan tanganku di depannya,
sehingga ia menghentikan langkahnya. Dia melihatku seakan- akan mengerti
maksudku.
"Buru-buru amat La, emang elo udah ada kuliah lagi?", tanyaku.
"Enggak kok, gue cuman pengen istirahat di sini aja", jawabnya.
Aku tak menanggapinya, dengan cepat aku segera menutup dan mengunci
pintu dari dalam. Melihat sikapku, Ella mulai menatapku dalam-dalam.
Dengan perlahan kudekati dia. Kutatap kedua matanya yang indah. Dia
mulai bereaksi, perlahan dia juga mulai mendekatiku, sehingga wajah kami
berdekatan. Aku mulai merasa bahwa dia juga merasakan hal yang sama
denganku. Nafasnya juga semakin memburu, seolah-olah dia mengerti
permainan yang akan kulakukan. Mulutnya mulai terbuka seperti akan
mengatakan sesuatu, namun dia keburu mengecupku dengan lembut.
Perasaanku saat itu tak menentu, sebab baru kali inilah aku dicium oleh
seorang cewek. Dengan spontan aku pun membalasnya dengan mesra. Aneh,
walaupun aku belum pernah melakukannya, otomatis aku tahu apa yang harus
mesti kulakukan. Apalagi aku juga sering melihat di film BF.
Kami saling bermain lidah cukup lama, sampai kami kesulitan bernafas.
Kedua bibir kami berpagut sangat erat. Desahan Ella membuatku semakin
hot menciumnya. Aku mulai menggerakkan tanganku menuju ke pantatnya,
kuraba dengan lembut, dan dengan gemas kuremas pantatnya. Kemudian aku
mencoba untuk mengusap bagian memeknya. Kugosok-gosok sampai dia
mengerang kenikmatan. Aku panik kalau erangannya terdengar ke luar.
Setelah kuberi tahu dia mengerti dan mengecup bibirku sekali lagi.
Usapanku membuat cairan memeknya membasahi celananya. Karena dia memakai
celana bahan, maka cairannya juga membasahi tanganku.
"Ssshhtt.. gilaa.. enak banget.. ehmm..", desah Ella.
Aku melepaskan ciumanku dan berpindah menciumi lehernya yang putih
mulus. Lehernya yang harum membuatku makin gencar menciumi lehernya.
Mata Ella terlihat mendelik dan menengadahkan mukanya ke atas merasakan
kenikmatan. Tangannya mulai berani untuk meremas kontolku yang keras.
Enak sekali pijitannya, membuat kontolku semakin berdenyut- denyut.
Aku berhenti menciumi lehernya, aku mulai meraba-raba toketnya yang
sudah mengeras. Ella mulai membuka kaosnya, dan memintaku untuk
memainkan kedua toketnya. Kuraba-raba dengan lembut, dan sesekali
kuremas sedikit. Merasa masih ada penghalang, kubuka BH-nya yang
berwarna putih. Benar-benar pemandangan yang sangat indah, toketnya yang
berukuran sedang, putih mulus, dan putingnya merah kecoklatan terlihat
menantang seperti siap untuk dikemot. Langsung saja aku sedot susunya
yang kenyal itu. Ella menggelinjang kenikmatan dan memekik. Aku tak
peduli ada orang yang mendengar. Rupanya dia senang menyemprotkan parfum
ke dadanya, sehingga terasa lebih nikmat mengulum toket harum. Aku
benar-benar menikmati toket Ella dan aku ingin mengemoti toket Ella
sampai dia menyerah. Kujilat puting susunya sampai putingnya berdiri
tegak. Kulihat Ella seperti sudah di awang-awang, tak sadarkan diri.
Tangan Ella mulai membuka ritsleting celana gue dan berusaha
mengeluarkan kontol gue yang sudah keras sekali. Begitu semua terlepas
bebaslah kontol gue menggantung di depan mukanya yang sebelumnya dia
telah mengambil posisi jongkok. Dia kocok-kocok kontol gue, sepertinya
dia sedang mengamati dahulu. Lalu dia mulai mencium sedikit-sedikit.
Kemudian dia mencoba membuka mulutnya untuk memasukkan kontolku. Pertama
hanya 1/4 nya yang masuk, lama-lama hampir seluruh kontolku masuk ke
mulutnya yang seksi, kontolku sama sekali sudah tak terlihat lagi. Lalu
dia mulai memaju mundurkan kontolku dalam mulutnya. Sedotan dan
hisapannya sungguh luar biasa, seperti di film BF. Aku menahan rasa geli
yang amat sangat, sehingga hampir saja aku mengeluarkan maniku di dalam
mulutnya. Belum saatnya, pikirku. Aku ingin mengeluarkan maniku di
dalam memeknya. Maka aku memberi tanda agar Ella berhenti sebentar. Aku
berusaha menenangkan diri sambil mengusap-ngusap toketnya. Setelah
rileks sedikit, Ella mulai melanjuntukan permainannya selama kurang
lebih 10 menit. Ella sempat menjilat cairan bening yang mulai keluar
dari ujung kontolku dan menelannya.
Ella kemudian bangkit untuk melepaskan celana panjangnya, ia juga
melepaskan CD-nya yang berwarna krem. Aku mengambil posisi jongkok untuk
menjilati memeknya dahulu, agar licin. Kubuka pahanya lebar-lebar.
Terlihatlah memek Ella yang sangat bersih, berwarna merah, lipatannya
masih kencang, tak tampak sehelai bulu satu pun. Sepertinya Ella memang
pandai merawat kewanitaannya. Aku mulai menjulurkan lidahku ke memeknya.
Aku sempat berpikir bagaimana kalau di memeknya tercium bau yang tidak
sedap. Ah, bodo amat aku sudah bernafsu, aku tahan nafas saja.
Kubuka belahan memeknya. Lalu kujilat bagian dalamnya. Tapi ternyata koq
baunya tidak seperti yang kubayangkan sebelumnya. Memek Ella tidak
berbau kecut, tapi juga tidak berbau harum, bau memek alami. Justru bau
yang alami seperti itulah yang membuatku makin bernafsu serasa ingin
melumatnya semua ke dalam muluntuku. Aaahh..Ella benar-benar pandai
merawat memeknya. Sungguh beruntung aku.
Aku terus menjilat-jilat memeknya yang mulai basah dengan cairannya.
Ella terlihat sangat menikmati permainan ini. Matanya sayu, desahannya
makin keras seraya menggigit bibir bawahnya.
"Akkhh.. sstt.. uugh.. gilaa.. enak banget..", desah Ella.
Memeknya terasa hangat dan lembut. Betul-betuk memek ternikmat yang kurasakan.
Kumasukkan jari telunjukku ke dalam memeknya sambil mengait-ngaitkan ke
dinding memeknya. Tentu saja Ella makin edan reaksinya, membuat semakin
kelojotan nggak keruan. Sampai ia menjepitkan kedua belah pahanya hingga
kepalaku terjepit di antara sepasang paha yang putih mulus, dan
tangannya menjambak rambuntuku sampai aku sendiri merasa kesakitan.
Cairan yang keluar dari memeknya sampai meleleh ke pipiku dan kepahanya.
Sebagian sempat mengalir ke bibirku. Karena penasaran dengan selama ini
yang kutahu, kucicipi cairan itu. Gila! Rasanya enak koq, agak asin.
Langsung aja aku hisap sebanyak-banyaknya dari memeknya. Ella sempat
risih melihat perbuatanku. Namun aku cuek saja, sebab dia tadi juga
melakukan hal yang sama pada kontolku.
Tiba-tiba Ella mendorong kepalaku dari memeknya. Kayaknya dia sudah nggak kuat lagi.
"Masukin dong punya elo, gue udah nggak tahan nich.. ayo dong sayy..", pinta Ella dengan suara mendesah.
Aku sempat tertegun sejenak, sebab sama sekali aku belum pernah melakukannya.
"Ayo cepat dikit dong..", katanya sambil memandangku yang tertegun sejenak.
Dengan bermodal nekat dan pengetahuan dari film BF, gue turutin saja permintaan Ella.
Kuangkat satu kakinya ke atas bak mandi, sehingga posisi memeknya lebih
terbuka. Memeknya sudah basah sekali oleh cairan sehingga terlihat
mengkilat. Hal itu makin membuatku bernafsu untuk memasukkan kontolku ke
memeknya. Kuelus-elus dahulu kepala kontolku ke bibir memeknya.
Kudorong kontolku perlahan.. masuk sedikit demi sedkit..
Pantatku terus kudorong, terasa sebagian kepala kontolku sudah masuk ke
lobang memek Ella yang sudah basah dan licin tapi terasa sempit banget.
Dalam hati aku beruntung juga bisa ngerasain sempitnya memek perawan.
Kucoba kugesek dan menekan perlahan sekali lagi. Kontolku sudah masuk
setengahnya, namun masih terasa sempit sekali. Tubuh Ella sempat
tersentak ketika kontolku sudah masuk seluruhnya.
"Auuwww.. sakitt.. pelann.. sstt..", Ella sedikit menjerit.
Kutarik kontolku keluar, lalu kudorong lagi sekuat tenaga. Aku sengaja
membiarkan kontolku menancap di dalamnya beberapa saat agar memek Ella
terbiasa menerima kontolku. Kemudian barulah aku memulai gerakan maju
mundur. Terasa kontolku bergesekan dengan dinding memek yang
bergerinjal-gerinjal. Jadi ini toh yang dinamakan bersetubuh, pikirku
dalam hati. Kontolku terasa agak perih dijepit oleh memeknya, tapi tetap
kuteruskan, aku tak mau kehilangan kesempatan berharga ini.
Tampaklah pemandangan indah ketika kontolku keluar masuk memek Ella.
Kontolku sudah tidak terasa perih lagi, malah sebaliknya, terasa geli
ngilu enak. Ella semakin tidak jelas rintihannya, seperti orang
menangis, air matanya meleleh keluar. Mulutnya menggigit bibirnya
sendiri menahan sakit. Aku sempat kasihan melihatnya. Mungkin aku sudah
keterlaluan. Kucoba berbicara padanya sambil kedua pinggul kami
menghentak-hentak.
"Ke.. napa.. La.. ehhgg.., elo.. pe.. ngen udahann..?", tanyaku.
"Ja.. ngan dilepas.. terussinn.. aja.. gue.. nggak.. apa.. apa.. kok.. sstt..", kata Ella.
Goyangan pinggul Ella sangat luar biasa, hampir aku dibuat ngecret
sekali lagi. Kutarik kontolku keluar dan kudiamkan beberapa saat.
Setelah itu aku minta ganti posisi, aku ingin ngentotin dia dari
belakang. Ella berpegangan pada pintu kamar mandi, sedangkan pantatnya
sudah menungging ke arahku. Dalam posisi itu lipatan memeknya terlihat
lebih jelas. Tanpa basa-basi lagi kumasukkan saja kontolku dengan
hentakan yang kuat. Kali ini lebih lancar, sebab memeknya sudah terbiasa
menerima kontolku.
Kali ini gerakan Ella lebih hot dari sebelumnya, ia mulai memutar- mutar
pantatnya. Setiap gerakan pantatnya membuat kontolku sangat geli luar
biasa.. kontolku berdenyut-denyut seperti ingin memuntahkan lahar yang
panas..aku merasa tak tahan lebih lama lagi. Tapi aku tak ingin
mengecewakan Ella, aku pun berusaha mengimbangi permainannya.
Aduhh srr.., ada cairan licin kembali keluar dari kontolku. Cairan itu
makin menambah licin dinding memek Ella. Aku benar-benar merasakan
kenikmatan persetubuhan ini. Aku makin tenggelam dalam kenikmatan
bersetubuh dengan Ella, sungguh aku tak akan melupakannya. Tubuh kami
terlihat mengkilat oleh keringat kami berdua. Toket Ella
bergoyang-goyang mengikuti irama gerakan kami, membuatku makin gemas
untuk meremasnya dan sesekali kukemot sampai ia memjerit kecil. Memek
Ella makin berbusa akibat kocokan kontolku.
Aku merasakan sesuatu yang tak tertahankan lagi. Aku makin pasrah ketika
kenikmatan ini menjalar dari buah zakar menuju dengan cepat ke arah
ujung kontolku. Seluruh tubuhku bergetar hendak menerima pelepasan yang
luar biasa.
"Laa.. gue udah mau keluar.. nihh.. Elo.. masih.. lama.. nggak..?", rintihku.
"Sa.. bar.. se.. bentarr.. sayaangg.. sama.. samaa.. gue.. juga..
hampir.. keluarr.. oohh.. ahhgghh..", pantatnya menekan kontolku dengan
kuat.
Mukanya berusaha menengok ke arahku berusaha mengulum bibirku. Kudekatkan bibirku agar dia bisa mengulumnya.
Bersamaan dengan itu..
"Aaahh.."
Kontolku menyemprotkan air mani ke dalam lobang memeknya berkali-kali.
Sampai cairan putih itu meleleh ke pahanya dan sempat menetes ke lantai.
Tak kusangka banyak sekali spermaku yang berlumuran di memeknya. Ella
berjongkok memegang kontolku. Lalu ia menjilat dan mengulum kontolku
yang masih berlumuran sperma. Dia menelan semua spermaku sampai kepala
kontolku bersih mengkilat. Dia kelihatan tersenyum bangga.
Ella kembali berdiri memandangi penuh kepuasan. Tubuh Ella terjatuh
lemas membebani tubuhku, badannya bergetar merasakan orgasme. Ella
memandangku tersenyum, disertai dengan nafas yang masih terengah-engah.
Kami pun berpelukan dalam tubuh penuh keringat dengan alat kelamin kami
masih saling menyatu. Bibir kami saling mengecup dengan mesra, sambil
memainkan bagian-bagian sensitif.
Kami membersihkan diri bersama sebelum beranjak keluar WC. Selama kami
mandi kami saling mengutarakan sesuatu hal. Iseng-iseng aku bertanya
mengapa dia mau menerima perlakuanku barusan.Ternyata Ella mengatakan
bahwa selama ini dia sudah lama menyukaiku, namun ia tidak berani
mengutarakannya, sebab malu sama teman-temannya. Aku sempat tertegun
mendengarnya. Kemudian aku juga mengatakan bahwa aku juga suka padanya.
Seakan dia tak percaya, tetapi setelah kejadian tadi kami menjadi saling
menyayangi. Kami kembali berpelukan dengan mesra sambil saling mengecup
bibir.
Aku sempat khawatir kalau Ella hamil, sebab aku mengeluarkan spermaku di
dalam memeknya. Aku tidak mau menikah, aku belum siap jadi bapak.
Biarlah, kalaupun Ella hamil, aku akan membuat suatu rencana. Lagipula
kami melakukannya baru sekali, jadi kemungkinan dia hamil kecil
peluangnya.
Selesai mandi aku menyuruh Ella keluar belakangan, aku keluar duluan
agar bisa mengamati keadaan. Setelah tidak ada orang satupun, barulah
Ella keluar, kemudian kami pergi berlawanan arah dan bertemu kembali di
suatu tempat. Sampai saat ini hubunganku dengan Ella masih berjalan
baik, cuma kami belum mengulang apa yang kami lakukan di WC dulu.
Beberapa minggu setelah kejadian itu aku mendengar fakta dari
teman-temannya bahwa Ella itu sebenarnya cewek yang haus seks. Dia juga
telah bersetubuh dengan banyak pria, baik dari kalangan mahasiswa atau
om-om. Makanya aku sempat curiga waktu kami bersetubuh dulu, sebab
walaupun memeknya masih rapat seperti perawan, namun aku tidak merasakan
menyentuh selaput daranya, bahkan aku sama sekali juga tidak melihat
darah yang keluar dari lubang memeknya.
Tamat